Saturday, August 7, 2010

99 LANGKAH MENUJU KESEMPURNAAN IMAN

1. Bersyukur apabila mendapat nikmat
2. Sabar apabila mendapat kesulitan
3. Tawakal apabila mempunyai rencana/program
4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan
5. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan
6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan
7. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan
8. Jangan usil dengan kekayaan orang
9. Jangan hasad dan iri atas kejayaan orang
10. Jangan sombong jikalau memperolehi kejayaan

11. Jangan tamak kepada harta
12. Jangan terlalu bercita-cita akan sesuatu kedudukan
13. Jangan hancur karena kezaliman
14. Jangan goyah kerana fitnah
15. Jangan mempunyai keinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram
17. Jangan sakiti ayah dan ibu
18. Jangan usir orang yang meminta-minta
19. Jangan sakiti anak yatim
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar

21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyuk
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjemaah di masjid
25. Biasakan diri dengan solat malam
26. Perbanyakkan zikir dan doa kepada Allah
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat
28. Sayangi dan santuni fakir miskin
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah
30. Jangan marah berlebih-lebihan

31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan
32. Bersatulah kerana Allah dan berpisahlah kerana Allah
33. Berlatihlah mengkonsentrasikan fikiran
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila kerana sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan
36. Jangan percaya ramalan manusia
37. Jangan terlampau takut miskin
38. Hormatilah setiap orang
39. Jangan terlampau takut kepada manusia
40. Jangan sombong, takabbur dan besar kepala

41. Berlakulah adil dalam segala urusan
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran
45. Perbanyakkan silaturrahim
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam
47. Bicaralah secukupnya
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya
49. Hargai waktu, disiplinkan diri mengurus waktu dan manfaatkan waktu
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur

51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga
53. Makanlah secukupnya, tidak berkurangan dan tidak berlebihan
54. Hormatilah kepada guru dan ulama
55. Sering-sering berselawat kepada nabi
56. Cintai keluarga Nabi saw
57. Jangan terlalu banyak hutang
58. Jangan terlampau mudah berjanji
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti membicarakan hal yang tidak memberi faedah.

61. Bergaullah dengan orang-orang soleh
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi
66. Jangan membenci seseorang karena fahaman dan pendiriannya
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang memperolehi kesulitan
70. Jangan melukakan hati orang lain

71. Jangan membiasakan diri berkata dusta
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita
78. Ambillah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan
80. Jangan sedih kerana miskin dan jangan sombong kerana kaya

81. Jadilah manusia yang selalu memberi manfaat untuk agama, bangsa dan negara
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa
85. Hargai prestasi dan pemberian orang
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fizikal atau mental kita menjadi terganggu
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana

91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan
96. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri
97. Waspadalah akan setiap ujian, cubaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan
98. Yakinlah bahawa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerosakan
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

5 PEROSAK HATI

Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rosak, rosak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerosakan adalah perlu dan wajib.
Tentang perosak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan teman (baik dan buruk), angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.'




1. Bergaul dengan banyak kalangan
Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif. Dalam paparan kehidupan, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya output semacam ini, kerana motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Oleh sebab itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat kerana salah pergaulan. Allah berfirman:


"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).



"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).



"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong." (Al-Ankabut: 25).


Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat. Kerana itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan redha Allah.

2. Larut dalam angan-angan kosong
Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang tiada tujuan hidup. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang tak bertujuan. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai. Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah. Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka. Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi Sallallahu alaihi wasallam memuji orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.

3. Bergantung kepada selain Allah
Ini adalah faktor terbesar perosak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah. Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, ertinya:


"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)



"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)


Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh. Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, ertinya:


"Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)


Terkadang keadaan sebahagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebahagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebahagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.




4. Makanan
Makanan perosak ada dua macam. Pertama , merosak kerana zat/materinya, dan ia terbahagi menjadi dua macam. Yang diharamkan kerana hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan kerana hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, sama ada kerana paksaan, malu atau takut terhina.
Kedua , merosak kerana melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan melampaui batas. Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan kerananya ia mudah mengikuti komando syaitan. Syaitan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya syaitan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat syaitan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi. Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan:


"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).


5. Banyak tidur
Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan. Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau petang hari. Bahkan tidur pada petang dan pagi hari lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara solat Subuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategik. Kerana itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mahu tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rezeki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategik dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Oleh itu, tidur pada waktu itu hendaknya kerana benar-benar sangat terpaksa. Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar lapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada doktor. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Sallallahu 'alaihi wa sallam .

JANGAN DIPANDANG REMEH DOSA KECIL

Ramai manusia tertipu oleh kata hatinya sendiri selepas diputar belit pengaruh syaitan. Syaitan berbisik ke dalam hati manusia: "Allah Maha Penyayang, rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Selepas kamu melakukan dosa kecil, mengapa Allah tidak juga menurunkan apa-apa bala ataupun azab disebabkan maksiat kamu itu? Bukankah dosa yang kamu lakukan itu ringan saja? Lepas buat bertaubatlah! Habis cerita. Jangan takut, amal baik kamu banyak lagi." Tidaklah semudah itu menanggalkan daki maksiat dalam jiwa raga kita. Jika dikiaskan maksiat seperti kotoran yang melekat pada kain, boleh dihilangkan dengan sekali cucian saja, alangkah mudahnya. Asalkan dicuci dengan taubat maka hilang serta-merta. Sedangkan kain yang selalu diberus untuk menghilang noda tidak akan bertahan lama. Pasti koyak rabak akhirnya. Inikan pula hati manusia. Jangan diremehkan dosa kecil. Semakin kerap ia dilakukan walaupun dengan diiringi taubat, ia akan merosakkan hati dan seterusnya memberi kesan kepada amal perbuatan keseluruhannya.


Apakah kesan daripada melakukan dosa kecil?

Merangsang untuk melakukan dosa besar. Jarang sekali ditemui seseorang yang tiba-tiba membunuh tanpa ada mukadimah pergaduhan atau pertelingkahan. Begitu juga orang yang berzina, pasti ada mukadimah rangsangan yang dilihat oleh matanya, ciuman atau sentuhan dalam pergaulannya.

Ibarat titisan air yang terus menerus boleh melubangi bongkah batu yang keras, maksiat dilakukan terus menerus akan memberi kesan kepada maksiat yang lebih besar lagi. Mata yang memandang gambar keji menjijikkan akan menyuruh kepada anggota badan yang lain untuk berzina. Sehingga Ibnu Abbas berpendapat: "Tidak ada dosa kecil jika terus menerus dilakukan. Kerana ia akan merangsang seseorang melakukan dosa besar." Kadang-kadang perbuatan baik yang dilakukan hamba walaupun kecil dan ringan, bagi Allah ia sungguh bermakna. Demikian juga sebaliknya, dosa yang bagi manusia sedikit tetapi cukup membuat Allah murka hingga hari kiamat. Seperti Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:


"Adakalanya seseorang melepaskan sepatah kata daripada kata-kata yang diredai Allah yang dia tidak menyangka hal itu sedemikian rupa, tiba-tiba dicatat oleh Allah dalam keredaan-Nya sehingga dia berhadapan dengan Allah dalam keadaan diredai. Demikian pula ada kalanya seseorang bercakap sepatah kata daripada kata-kata yang membuat kemurkaan Allah yang dia tidak menyangka akan sedemikian rupa tiba-tiba dicatat oleh Allah dalam kemurkaan-Nya hingga hari kiamat."

(Hadis riwayat Imam Malik dan al-Tirmizi)









Berasa aman daripada azab Allah.

Orang yang sentiasa melakukan dosa kecil beranggapan dia boleh berpegang kepada tali rahmat dan kasih sayang Allah sehingga tidak akan mungkin terjatuh ke dalam jurang kebinasaan. Tetapi sayang, dia sesungguhnya lupa terhadap sifat Allah yang Maha Adil saat membalas setiap kejahatan. Bukankah sudah datang khabar daripada wahyu yang menyatakan perbuatan yang besar atau kecil semuanya tertulis dalam kitab catatan amal manusia? Setiap pandangan yang menyimpan syahwat, kebencian atau kedengkian segalanya dirakam dengan begitu rapi. Perkataan yang mewakili fitnah, ghibah dan kekotoran zina juga tidak luput daripada pemerhatian dua malaikat pencatat amal. Firman Allah yang bermaksud:


"Dan diletakkan kitab catatan, lalu kamu akan melihat orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada tertulis. Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juga pun."

(Surah al-Kahfi, ayat 49)


Tetapi mengapa manusia masih merasa aman daripada azab dan hukuman Allah? Mungkin kerana azab Allah itu tidak terus diturunkan serta-merta selepas mereka melakukan maksiat. Cuba anda bayangkan selepas melayari laman web lucah seseorang terus dijangkiti penyakit mata merah yang rasanya gatal dan pedih bukan kepalang. Pasti tidak ada seorang manusia pun berani melihat benda keji seperti itu. Ataupun selepas mengumpat, mengeji dan memfitnah orang lain tiba-tiba orang itu terkena kanser di mulutnya. Selepas puas makan harta anak yatim perutnya membuncit. Perkara ini tak pernah berlaku disebabkan kelembutan Allah kepada makhluknya. Namun demikian, masih saja mereka yang bermaksiat itu berdalih: "Mengapa Allah tidak membalas kejahatanku ini? Aku masih hidup dengan limpahan nikmat-Nya, tidak ada musibah dan seksa yang menimpa diriku." Lantas dia menyangka baik apa-apa perbuatan jahat yang dilakukannya. Padahal Allah hanya menangguhkan balasan atas kejahatannya itu untuk menguji sekebal mana imannya melawan libasan pedang maksiat. Al-Quran menggambarkan manusia yang merasa aman daripada perbuatan maksiat dalam firman Allah yang bermaksud:


"Mengapa Allah tidak menyeksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu? Cukuplah bagi mereka Jahanam yang akan mereka masuki dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali."

(Surah al-Mujadilah, ayat 8)



Mencemarkan jiwa dan menghilangkan rasa nikmat dalam beribadah.

Dosa kecil yang dilakukan terus menerus walaupun boleh dihapuskan dengan melakukan solat dan berpuasa seperti mana disebut dalam sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: "Sembahyang lima waktu, Jumaat hingga Jumaat dan Ramadan hingga Ramadan menjadi penghapus dosa di antaranya. Jika kamu menjauhkan dosa besar." Akan tetapi kekerapan melakukan dosa bagaimanapun akan membawa pengaruh buruk dalam keseluruhan peribadi seorang Muslim. Setiap perbuatannya yang mewakili kejahatan akan membekas di dalam jiwa. Apabila perbuatan dosa itu semakin sedap dilakukan, maka akan dicabut nikmat dari dalam hati hamba ketika bermunajat kepada Allah. Dan digantikan dengan azab yang tidak nampak. Apakah bentuk azab itu? Tahukah anda azab yang paling menyakitkan berbanding kanser, muflis, dipulaukan kawan, dijarah harta benda, dilucutkan daripada pangkat dan jawatan bahkan diaibkan di dada akhbar? Azab ini begitu berbahaya, mematikan kesucian jiwa hingga meranapkan binaan iman. Azab yang melanda hati. Iaitu apabila hati tidak merasai kemanisan berdekatan dengan Allah, apabila kenikmatan ibadat itu telah dicabut daripada rongga hati. Selagi mana seseorang itu melakukan dosa dia tidak akan merasai nikmatnya beribadah. Apakah ada kekhusyukan ibadat bagi orang yang menyimpan amarah, dengki dan cemburu kepada orang lain? Adakah terasa nikmatnya berpuasa bagi orang yang tak pernah puas melayani hawa nafsunya? Adakah berkesan ibadat zakat dan sedekah bagi mereka yang tamak kepada harta orang lain? Adakah nikmat merasai kelazatan al-Quran bagi orang yang suka membaca aib orang lain dengan begitu teliti. Semua itu adalah akhir daripada rentetan panjang sejarah dosa kecil yang dilakukan, bermula secara senyap, sedikit dan tidak nampak. Akhirnya menjadi kebiasaan, terang-terangan tanpa rasa malu dan takut. Bermula melakukan dosa kecil berakhir dengan kejahatan besar yang menjadi penyesalan buat selama-lamanya.

10 PERINGATAN BUMI

Untuk peringatan pada diri yang sering alpa dengan keindahan dunia yang hanya palsu belaka. Sedarlah bahawa bumi sentiasa berkata-kata dengan manusia namun masih ramai lagi manusia yang lalai dan leka.

Berkata Anas Bin Malik r. a; Sesungguhnya setiap hari bumi menyeru kepada manusia dengan sepuluh perkara;

1. Wahai anak Adam! Berjalanlah di atas perutku, tetapi ingatlah! Engkau akan dimasukkan ke dalamnya kelak.

2. Engkau melakukan maksiat di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan diazab di dalam perutku.

3. Engkau ketawa di atas perutku, tetapi ingatlah! Engkau akan menangis di dalam perutku.

4. Engkau bergembira di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan kecewa di dalam perutku.

5. Engkau mengumpul harta di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan menyesal di dalam perutku.

6. Engkau makan benda yang haram di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan dimakan oleh ulat di dalam perutku.

7. Engkau angkuh di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan dihina di dalam perutku.

8. Engkau berlari dengan riang di atas belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan jatuh di dalam perutku dalam keadaan dukacita.

9. Engkau hidup di dunia bersiramkan cahaya matahari, bulan dan bintang di belakangku, tetapi ingatlah! Engkau akan tinggal dalam kegelapan di dalam perutku.

10. Engkau hidup di atas belakangku beramai-ramai, tetapi ingatlah! Engkau akan keseorangan di dalam perutku.